Rabu, 27 September 2017

MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK BAGIAN SATU ( HALAMAN 6-11)

TUGAS PRAKARYA
MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK

A.    Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Produk kerajinan lebih banyak memanfaatkan bahan-bahan alam seperti tanah liat, serat alam, kayu , bambu , kulit , logam , batu , rotan , dan lain-lain. Ada juga yang memanfaatkan bahan sintetis sebagai bahan kerajinan seperti limbah kertas , plastik , karet.

Secara umum, jenis bahan dasar produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak dan produk kerajinan dari bahan keras.

1.      Pengertian kerajinan dari bahan lunak.
Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak.
Beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu seperti berikut :

a.      Bahan Lunak Alami
Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperoleh dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur mauun dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alami yang kita kenal adalah tanah liat , serat alami , dan kulit.

b.      Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah menjadi lunak. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa bubur kertas, gips, fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainnya.

2.       Aneka Produk Kerajinan dari  Bahan Lunak
Produk kerajinan dari bahan lunak sangat beragam, mulai dari karya kerajinan yang digunakan untuk kebutuhan fungsi pakai dan karya kerajinan untuk hiasan.

a.      Kerajinan Tanah Liat
Contoh kerajinan dari tanah liat misalnya; kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran, dan glassir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya garabah, vas bunga, guci, piring.

b.       Kerajinan Serat Alam
Bahan-bahn serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, tempat lampu.teknik pembuatan kerajinan dari serat ala mini sebagian besar dibuat debgan cara menganyam.

c.        Kerajinan Kulit
Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah disamak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya : tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit yang dihasilkan dari hewan seperti : sapi, kambing, kerbau, dan buaya.

d.      Kerajinan Gips
Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat. Prosesnya  pembuatannya harus dicairkan lebih dahulu jika inggin bentuk seperti yang diinginkan , harus dibuat cetakan.jika akan diproduksi dalam jumlah banyak, harus dibuat model terlebih dahulu.
Fungsi kerajinan dari gips biasanya dapat berupa hiasan dinding, mainan, dan sebagainya.

e.      Kerajinan Lilin
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah dapat dilakukan oleh semua orang. Jika  ingin mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik, tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas kompor/api.

f.       Kerajinan Sabun
Kerajinan dari sabun sangat unik.bahan yang digunakan adalah sabun batangan. Sabun dapat diolah dengan mengukir sabun yang  menghasilkan karya seperti binatang, buah, dan flora ukiran.

g.      Kerajinan Bubur Kertas
Salah satu alternative pemanfaatan sisa-sisa kertas adalah dibuat bubur kertas untuk bahan berkarya kerajinan.

3.      Fugsi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Fungsi produk karya kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi karya kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya kerajinan sabagai benda hias.

a.        Karya Kerajinan sebagai Benda Pakai
Sebagai benda pakai, produk karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsure keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

b.        Karya Kerajinan sebagai Benda Hias
Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estestis.








MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK BAGIAN DUA (HALAMAN 13-20)

TUGAS PRAKARYA
MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK  BAGIAN DUA

1.      Unsur Estetika dan Ergonomis produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis.

a.      Unsur estetika
Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.
Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip:kesatuan(unity),keselarasan(harmoni),keseimbangan(balance),dan kontras(contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

b.      Unsur Ergonomis
Unsur Ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaannya. Adapun unsure ergonomis karya kerajinan adalah sebagai berikut.

1.  Keamanan (security) yaitu jaminan tentang      keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2.   Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyaman apabila produk kerajinan tersebut digunakan.
3.   Keluwesan (fleksibility), yaitu keluwesan penggunaan. Produk kerajinan adalah produk terap atau pakai, yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuaian dengan keggunaan atau terapannya.

2.      Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Indonesia sangat kaya dengan keragaman produk kerajinan dengan berbagai macam ragam hias yang tersebar keseluruh tanah air. Ragam hias nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai tradisi masing-masing.
Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias karya kerajinan antara lain seperti berikut.

a.      Motif Realitis
Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.

b.       Motif Geometris
Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder. Motif geometris merupakan motif tertua dalam ragam hias karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir di seluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini. Motif hias geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,jlamprang, dan tumpal.
  
c.      Motif Dekoratif
Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan.
         Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami. Bentuk-bentuk objek di alam disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan. Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.

d.       Motif Abstrak
         Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.
  

6. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir.
a. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam    teknik membentuk antara lain seperti berikut.

1) Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik   pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
2) Teknik Putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci. 
3) Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak   berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya
dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.  dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.

b. Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.
c. Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan Sumbawa.

d. Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.
e. Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.







MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK BAGIAN SATU ( HALAMAN 6-11)

TUGAS PRAKARYA MERINGKAS PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK A.     Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Produk kerajinan lebih banyak m...